Selamat Datang di Dunia Informasi Terkini...
VIDDYNEWS.BLOGSPOT.CO.ID - Media informasi dan pengetahuan disekitar kita
Di era jaman yang semakin yang semakin maju dengan kehadiran berbagai teknologi canggih ini, manusia menjadi semakin ketergantungan dan tak bisa lepas dari alat-alat elektronik yang dapat menunjung kehidupannya, khususnya smartphone/gadget.

Mungkin kita seringkali merasa gelisah dan tak nyaman saat tidak memegang gadget dalam satu hari saja. Rasanya ada sesuatu yang kurang pada diri kita. Sekarang, hal ini juga dialami oleh anak-anak, bahkan balita. Mereka yang sudah terbiasa memegang gadget, tentunya akan menjadi ketergantungan pada gadget dan sulit untuk lepas darinya. Padahal, hal ini tentu tidak baik untuk tumbuh kembangnya dan berbahaya bagi kesehatannya.



Salah satu dampak negatif gadget bagi kesehatan anak yaitu mempengaruhi perkembangan dan pola hidup. Dengan semakin menariknya fitur pada gadget maka akan membuat anak lebih senang memainkan barang elektronik tersebut. Bahkan hal ini akan membuat anak tidak bisa bersosialisasi dan malas untuk belajar. Mereka menjadi cenderung memiliki sikap anti-sosial dan kurang peduli dengan keadaan lingkungan sekitarnya.

Dampak jangka panjangnya yaitu akan membuat anak tumbuh dengan pribadi yang individualis dan egois. Prestasi anak bisa menurun akibat terlalu asik maen gadget dan enggan untuk belajar. Lebih parahnya lagi kecanduan gadget bisa membuat si kecil kehilangan waktu tidur akibat terlalu asik memainkan benda tersebut.

Gadget tidak dilarang untuk anak, hanya saja dalam hal ini orangtua harus memberikan batasan dan kontrol penggunaan gadget. Bimbingan dan pengawasan dari orangtua memang menjadi salah satu faktor penting untuk menghindari dampak negatif dari gadget.

Berikut Tips Mengatasi Kecanduan Gadget Pada Anak

Hindari Memperkenalkan Gadget di Usia Dini


Pada zaman sekarang mungkin akan kita jumpai anak-anak kecil yang sudah mahir dalam menggunakan gadget. Hal ini nampaknya kurang kontrol dari orangtua sehingga beresiko terhadap kecanduan gadget. Maka dari itu, sebaiknya gadget diperkenalkan pada anak ketika sudah mengerti dan bisa membedakan mana yang baik atau tidak. Jangan memperkenalkan gadget pada anak di usia yang masih terlalu dini karena bisa berdampak terhadap kesehatan dan tumbuh kembangnya.

Jangan Gunakan Gadget di Depan Anak-anak


Anak-anak cenderung mengikuti kebiasaan orang dewasa. Kalau kamu selalu terlihat sibuk dengan gadget, mereka akan berpikir bahwa itu hal yang seru. Jadi, usahakan tidak terlihat oleh anak-anak saat kamu berkutat dengan gadget.

Berikan Pemahaman Pada Anak

Langkah selanjutnya yaitu berikan pemahaman pada anak mengenai cara yang baik dalam menggunakan gadget. Pada intinya berikan pengarahan supaya anak tidak menggunakan gadget dalam waktu lama. Nasihati si kecil secara perlahan dan jangan memaksan padanya untuk menghindari gadget karena justru akan membuat anak semakin penasaran.

Batasi Waktu Bermain Gadget


Jangan biarkan mereka bermain gadget seharian. Berikan batasan misalnya satu jam saja dalam sehari, atau hanya boleh saat hari libur saja.

Berikan Alternatif Mainan Lain


Kalau ada mainan lain yang lebih seru, mereka pasti akan berpaling dari gadget-nya. Coba berikan mainan lain yang menarik dan edukatif, misalnya LEGO, bermain monopoli atau ular tangga bersama-sama dengan orang tua dan saudara, pasti akan jauh lebih menyenangkan.

Ajak Mereka Bermain di Luar


Aktifitas luar ruangan mampu meningkatkan kemampuan motorik dan sosial anak. Jadi, sering-seringlah mengajak mereka bermain di taman, berlari-larian, bermain layangan, gelembung sabun, berenang, dan sebagainya.

Jadilah Contoh yang Baik

Jangan hanya melarang saja, namun orang tua juga harus menjadi contoh yang baik bagi anak. Ketika di rumah, sebaiknya jangan terlalu lama atau terlalu asik bermain gadget. Contoh nyata nampaknya akan lebih mudah untuk ditiru oleh anak sehingga secara perlahan akan enjadi kebiasaan baik yang terus berlanjut hingga si anak tumbuh dewasa.

Demikian beberapa poin penting untuk mengatasi kecanduan gadget pada anak. Perhatian dan bimbingan orang tua pada anak adalah kunci untuk menghindari kecanduan gadget. Semoga dengan begitu anak akan menjadi jauh lebih sehat dan semangat belajarnya meningkat. Semoga bermanfaat.
Matematika seringkali dianggap sebagai mata pelajaran yang menakutkan bagi sebagian anak. Banyaknya angka dan rumus-rumus yang tak cuma harus dihafal, tapi juga dimengerti dan dipahami seakan menjadi momok yang menakutkan bagi mereka.

Seringkali guru dan orang tua juga mengalami kesulitan dalam mengajari anak-anak dalam pelajaran Matematika. Kesulitan dalam mengajarkan matematika bukan karena materi yang sulit. Melainkan karena penyampaian materinya yang sulit dimengerti oleh anak. Akhirnya anak pun merasa stress dan tidak menyukai pelajaran ini sehingga berdampak pada nilai pelajarannya.



Untuk itu, sebelum anak memasuki usia sekolah, tak ada salahnya belajar Matematika dimulai dari rumah. Namun yang perlu diperhatikan adalah, untuk mengajarkan Matematika pada anak usia dini tentunya harus dengan metode belajar yang menyenangkan dan tak perlu menggunakan buku atau tulisan. Dengan demikian, kegiatan belajar Matematika akan serasa seperti sedang bermain.

Untuk anak-anak usia dini, mengajarkan matematika sebaiknya dengan hal-hal yang menyenangkan dan mudah ditemui setiap hari. Berikut 3 tips yang dikutip dari vemale.com yang bisa dicontoh oleh para ibu dalam mengajarkan matematika pada anak usia dini.

Menggunakan Anggota Tubuh

Gunakan jari tangan, jari kaki, mata, telinga dan anggota tubuh lainnya untuk menunjukkan jumlah-jumlah matematis yang bisa ditunjukkan anggota tubuh.

Menggunakan Dramatisasi Matematika

Ajak anak merasakan bentuk bola, prisma, segitiga sama sisi atau bersama teman-temannya menghitung lompatan. Hal ini akan membuat mereka belajar matematika dengan gembira karena merasa seperti bermain-main saja.

Menggunakan Mainan Anak


Buatlah konsep bermain yang menyenangkan, misalnya membuat toko. Minta anak berpura-pura menjadi penjual dan menghitung jumlah jualannya. Dengan cara ini mereka belajar berhitung aritmatika dan konsep uang.

Selain berpura-pura menjadi penjual di toko, bunda juga bisa memanfaatkan mainan-mainan kecil lainnya seperti LEGO, mobil-mobilan kecil, kelereng atau mainan lainnya yang dimiliki untuk mengajarkan konsep matematis pada anak.

Demikian tips untuk mengajarkan Matematika pada anak usia dini dengan metode yang menarik dan menyenangkan sesuai dengan usia mereka. Jika bunda ada ide lain yang bisa diterapkan untuk mengajarkan Matematika pada anak, bunda bisa sharing melalui komentar di bawah ini agar semakin banyak orang tua yang bisa menerapkannya pada buah hatinya. Semoga bermanfaat.
Emosi negatif yang ada dalam pikiran kita hanya akan meracuni hidup kita sendiri. Namun sayangnya, emosi yang campur aduk yang terkadang datang tanpa sebab yang jelas ini cukup sering mendera seorang ibu hamil. Padahal emosi negatif ini dapat membuat ibu hamil menjadi stres, dan bahayanya bisa mempengaruhi janin dalam kandungan.


Dikutip dari parenting.co.id, berikut 2 hal yang bisa dilakukan untuk meredam emosi negatif semasa kehamilan.

Stay Positive!


Penting sekali mem-booster mood Anda dengan berbagai cara, seperti membaca buku yang bisa membuat Anda merasa lebih rileks, melakukan meditasi, menekuni hobi, atau melakukan kegiatan menyenangkan apapun selama bisa membuat Anda tetap gembira dan positif! Tak jarang, aneka kekhawatiran atau ketakutan yang tak beralasan membuat Anda merasa galau. Bila ini terjadi, berbagilah dengan suami, ibu, atau sahabat-sahabat agar Anda merasa lebih lega. Tapi ingat lho, pilih lingkungan yang akan membuat Anda merasa dikelilingi oleh orang-orang yang positif sehingga semangat positif mereka ikut menular pula pada Anda. Mereka yang cenderung sinis atau memandang berbagai hal dalam hidup ini dari sisi yang negatif bisa membuat mood Anda turun dan ikut  menjadi bete.

Mengelola Stres


Banyak hal dengan mudah bisa membuat Anda merasa stres. Pekerjaan kantor yang tak kunjung selesai, atasan yang sangat menuntut, hubungan dengan teman yang sedang tidak harmonis, kondisi keuangan yang sedang menurun, hingga masalah di keluarga besar yang ikut bikin pusing kepala. Dengan tubuh yang sedang berubah, Anda cenderung lebih sensitif sehingga hal-hal itu dengan mudah membuat emosi Anda tersulut atau memicu stres. Tarik napas dalam-dalam. Sadari bahwa stres hanya akan berdampak negatif bagi tubuh Anda, membuat tekanan darah meningkat, dan dalam keadaan parah bisa menyebabkan kelahiran prematur.

Stres yang tinggi atau berlebihan bisa mengekspos janin dengan kadar hormon stres yang tidak sehat. Apa akibatnya? Bisa memengaruhi perkembangan otaknya. Untuk itu, cermati kembali semua penyebab stres, lalu pilah mana yang harus segera diatasi, mana yang tidak perlu dipikirkan, atau mana yang bisa ditunda dulu. Pastikan agar semua itu bisa Anda lakukan tanpa mengambil waktu-waktu yang Anda perlukan untuk diri sendiri, baik untuk bersantai, memanjakan diri, atau bersosialisasi.

Itulah tips dan solusi untuk para ibu hamil yang sering didera emosi negatif yang sering datang tiba-tiba tanpa sebab dan alasan yang jelas. Semoga dengan mengetahui cara meredam emosi negatif ini, ibu dan bayi dapat selalu sehat hingga proses persalinan. Informasi ini dapat menjadi pelajaran bagi Anda yang sedang hamil, tapi bukan berarti yang belum hamil tidak mempelajarinya. Semoga bermanfaat untuk Anda semua.
Setiap anak lahir dengan karakter dan watak bawaan yang berbeda-beda. Ada yang ceria, pendiam, pemberani, pemalu, penakut, dll. Dan setiap orang tua tentunya diharapkan untuk bisa memahami karakter dari buah hati mereka agar mereka dapat menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada anak.

Dari beberapa karakter yang dimiliki anak, sekitar 15 persen anak termasuk pemalu dan lambat beradaptasi dengan suasana baru. Hal itu sebetulnya sudah bisa dilihat sejak mereka masih bayi. Di usia sekitar tujuh hingga sembilan bulan, bayi biasanya tersenyum kepada orang baru yang menggodanya. Tetapi, anak yang pemalu justru akan rewel, atau menangis dan menyembunyikan wajah di pelukan mama atau pengasuhnya.


Anak yang memiliki karakter seperti itu biasanya juga lebih peka dan sensitif. Sedikit perubahan saja terhadap rutinitas sudah bisa membuat ia merasa tidak nyaman, rewel, atau bahkan ketakutan. Ia juga cenderung merupakan pengamat yang baik, sehingga dengan cepat ia akan mengenali beberapa tanda di jalan menuju tempat praktik dokter. Tak heran kalau ia sudah mulai menangis, bahkan sebelum tiba di sana.

Berikut langkah-langkah atau solusi yang harus orang tua lakukan dalam menghadapi anak yang pemalu, penakut dan sulit beradaptasi dengan lingkungan barunya yang dikutip dari laman parenting.co.id.

Kiat untuk orang tua dalam menghadapi anak pemalu



- Bersikap ekstra sabar. Bila satu dua kali Anda tidak berhasil membujuknya, biarkan saja. Tetaplah mengajak ia ke taman bermain yang sama sampai ia merasa lebih familier. Setelah merasa lebih nyaman, tanpa Anda bujuk pun, pelan-pelan ia akan mencoba bermain dengan mainan yang diam-diam sebetulnya sudah lama ia incar dan ingin ia mainkan.

- Hindari memarahi, memaksa, atau memberi ia tekanan. Langsung ‘menceburkannya’ ke dalam situasi baru tanpa membiarkan ia pelan-pelan beradaptasi, bisa membuat ia semakin takut dan menarik diri. Usahakan agar Anda juga tidak melontarkan kalimat-kalimat pedas sebagai ekspresi kejengkelan. Itu justru akan membuat nyalinya semakin ciut.

Bila ayah/bunda memperlakukannya secara tepat dan bersikap menghargai, maka percayalah, ia akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan bahagia. Tentunya itu yang semua orang tua harapkan, bukan? Semoga informasi ini bermanfaat untuk kita semua.

Bagi pedagang nakal, ada saja cara untuk mengkelabuhi para pembelinya.Ternyata bukan hanya sapi saja yang diberi air agar menambah berat badannya, yang biasa dikenal dengan sebutan 'sapi gelonggongan'.Ternyata ikan juga bisa disuntik air untuk menambah berat badan dan terlihat segar. Seperti yang ada pada sebuah video yang diunggah oleh fanpage Shanghaiist Food & Drink.

Video yang berdurasi 0.56 detik itu memperlihatkan kecurangan seorang pedagang ikan. Beberapa ekor ikan tampak ditata rapi pada sebuah kotak es yang ada disebelah pedagang tersebut. Dibagian depan si penjual tersebut ada sebuah timbangan yang dipakai untuk mengukur berat timbangan ikan yang dijualnya.

BACA JUGA :
  1. Sya'ban ala Rasulullah SAW ( amalan-amalan sunnah di bulan Sya'ban)
  2. NGAKAK !!! Ini Dia Penjual Hijab di Tanah Abang yang Bikin Heboh Sosial Media  

Dengan menggunakan alat sederhana wanita itu membuat tubuh ikan membesar seketika. Awalnya dia sudah menyiapkan sebuah ember di dekat kakinya, selain itu ia pun menyiapkan sebuah bolpoin dan suntikan.

Untuk membuat tubuh ikan itu menjadi besar, wanita tersebut mengambil air menggunakan suntikan. Setelah itu ia mengganjal bagian dalam mulut ikan dengan menggunakan bolpoin.Ketika dirasa sudah terkunci, dia pun menyuntikan air pada tubuh ikan tersebut. Terlihat perut ikan tampak membesar dengan perlahan.Bukan hanya sekali pedagang nakal itu menyuntikan air ke dalam tubuh ikan, namun lebih dari tiga kali. Setelah disuntik, mulut ikan pun terlihat menganga dan ikan terlihat tampak segar.



Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya serta umatnya hingga akhir zaman.

Disunnahkan menjaharkan (mengeraskan) bacaan dalam shalat Shubuh dan dua rakaat pertama pada shalat Maghrib dan Isya'. Ini berlaku bagi Imam dan munfarid (orang yang shalat sendirin).

Menjaharkan bacaan ini juga berlaku pada shalat Jum'at, shalat dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), shalat gerhana bulan, shalat istisqa', shalat Tarawih dan Shalat nafilah di malam hari. Selain yang disebutkan disunnahkan untuk men-sirri-kannya (memelankannya).

Permasalahan jahar dan siri dalam bacaan bukan persoalan fardhu atau sunnah yang diharuskan untuk sujud sahwi saat menyalahinya. Tapi ia salah satu dari bentuk tatacara shalat yang pelakunya diberi pahala atasnya. Sedangkan yang meninggalkannya tidak berdosa.

. . . Permasalahan jahar dan siri dalam bacaan bukan persoalan fardhu atau sunnah yang diharuskan untuk sujud sahwi saat menyalahinya. . .

Disebutkan dalam Shahih Muslim, dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, beliau berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُصَلِّى بِنَا فَيَقْرَأُ فِى الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ فِى الرَّكْعَتَيْنِ الأُولَيَيْنِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ وَيُسْمِعُنَا الآيَةَ أَحْيَانًا وَكَانَ يُطَوِّلُ الرَّكْعَةَ الأُولَى مِنَ الظُّهْرِ وَيُقَصِّرُ الثَّانِيَةَ وَكَذَلِكَ فِى الصُّبْحِ

"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah shalat bersama kami. Pada shalat Zuhur dan Ashar, beliau membaca al-Fatihah dan dua surat di rakaat pertama. Sesekali beliau memperdengarkan ayat yang beliau baca. Adalah beliau memanjangkanM bacaan pada rakaat pertama dari shalat Zuhur dan memendekkan pada rakaat kedua, begitu juga saat shalat Shubuh."

Ucapan Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, "Sesekali beliau memperdengarkan ayat yang beliau baca," menunjukkag bahwa di dalamnya terdapat keterangan bolehnya menjaharkan pada shalat sirr (Zuhur dan Ashar). Ini juga menunjukkan bahwa Israr (mensirrikan bacaan) tidak menjadi syarat untuk sahnya shalat.

Terdapat keterangan bahwa sebab turunnya firman Allah Ta'ala:

وَلاَ تَجْهَرْ بِصَلاَتِكَ وَلاَ تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلاً

"Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu." (QS. Al-Isra': 110) saat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam masih di Makkah. Apabila beliau shalat bersama para sahabatnya, beliau meninggikan suaranya saat membaca Al-Qur'an. Ketika kaum musyrikin mendengarnya maka mereka mencaci Al-Qur'an, mencaci Zat yang menurunkannya dan orang yang menyampaikannya. Lantas Allah Ta'ala berfirman kepada Nabi-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam, "Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu." Maksudnya: jangan keraskan bacaanmu sehingga orang-orang musyrik mendengarnya.

"Dan janganlah pula merendahkannya," maksudnya: dari para sahabatmu sehingga mereka tidak mendengar Al-Qur'an. "Dan carilah jalan tengah di antara kedua itu."

Terdapat dalam sebagian riwayat lain, "Maka saat sudah hijrah ke Madinah perintah tersebut telah gugur. Beliau boleh melakukan yang beliau kehendaki dari keduanya."

Dari sini menjadi jelas persoalan, menjaharkan bacaan pada shalat Maghrib, Isya' dan Shubuh serta memelankan bacaan pada shalat Zuhur dan Ashar adalah pengamalan saat pertama disyariatkan. Yakni saat kaum muslimin tidak menjaharkan bacaan Al-Qur'an di siang hari khawatir atas celaan kaum musyrikin.

Adapun membaca secara jahar pada shalat Jum'at, dua hari raya, shalat istisqa' dan selainnya adalah karena shalat-shalat tersebut disyariatkan di Madinah sesudah hijrah, di mana saat itu kaum muslimin memiliki kekuatan dan daulah.